Minyak goreng (Istimewa)

Oleh: Inggar Saputra

Mendadak minyak goreng hilang. Di pasaran tak ada kabar. Semua orang bingung. Penjual gorengan dekat rumah geleng kepala. Mau menaikkan harga, konsumen kabur. Mau tetap harga sama, rugi karena minyak goreng mahal. Ibu-ibu ikutan repot. Mereka masak mau pakai apa. Minyam goreng mahal. Semahal respon negara mengatasi kondisi sulit ini.

Benar menteri sudah turun ke pasar. Tapi sepertinya pelaku usaha tak mau dengar. Masih ada drama menimbun minyak goreng. Kadang memang urusan ekonomi, hidup itu kejam. Tak peduli orang susah mencari. Kalau perlu ditimbun demi untung. Semua rela dilakukan demi uang. Tak usah sok simpati rakyat kebingungan. Efek minyak goreng mendadak hilang dan mahal.

Kita memang seolah kehabisan nurani. Masih ada antrean panjang. Masyarakat tua muda berebut “jatah” minyak goreng murah. Tapi masih ada beban tambahan. Wajib bawa kartu ini itu. Seolah hidup tanpa kartu di Indonesia itu mustahil. Sebab kartu bukan sekedar kartu. Bisa langsung menjadi kartu sakti. Apalagi untuk urusan publik yang sedang rebut seperti ini. Tanpa kartu sakti mendapatkan minyak goreng hanya mimpi.

Era sekarang memang zaman sulit. Sulit makan karena masak tanpa minyak goreng itu susah. Sesusah rakyat yang lebih enak mendengar “Ya, minyak goreng masih ada. Ayo silahkan beli” Masyarakat lebih mau mendengar itu. Dibandingkan beribu alasan pemerintah karena harga sawit susah, eskpor ini itulah, Sungguh masyarakat tidak peduli. Hidup tenang itu, kalau bisa makan sehari-hari. Kebutuhan makanan terpenuhi. Itu pikiran masyarakat kebanyakan.

Jadi minyak goreng hilang, mahal dan susah. Itu sungguh merepotkan dan bikin masyarakat menjerit. Mereka menangis susah dapat minyak goreng. Keringat bercucuran harus mengantre panjang. Ketika sudah di depan, minta dibawa kartu ini itulah. Masuk ke toko, disebut kasir “Minyak goreng habis” Wajah bahagia itu, Saat kita berhasil dapat minyak goreng. Meski saat dapat, harus dibatasi 1 liter per orang. Dijamin bahagia itu wajah. Bahagia karena dapat sesuatu yang biasanya banyak di pasar. Entah ulah siapa, mendadak hilang dan langka

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here